Jumat, 01 Februari 2008

Banjir Jakarta 2008

Suasana Persis di Kantorku (Daan Mogot)










Suasana Depan Kantor Wisma Antara Kebon Sirih

Depan kantor Indosat Medan Merdeka Barat dan Budi Kemulian
(sumber teman2 di KPPTI)
Tepat 1 thn yang lalu banjir melanda jakarta. Kali ini kurang 1 hari dari tahun lalu. Tahun lalu tanggal 2 Februari 2007 hari jumat pagi hujan lebat melanda jakarta. Saya tidak sampai kantor waktu itu dan teman-teman yang sudah sampai kantor tidak bisa pulang. Pak Agustinus 3 hari tidak pulang waktu itu, teman2 billing Ismu, Rudy harus menembus banjir dan tetap bertugas menyelesaikan tugas. Ismu yang pada waktu itu rumahnya kebanjiran harus bekerja keras memeras otak menyelesaikan pekerjaan kantor dan mengevakuasi keluarga dan barang-barangnya ke tempat saudara karena rumahnya sudah masuk air setinggi pinggang.

Now 1 februari 2008 hujan deras dari malam s/d siang hari tidak berhenti. Saya pada saat itu pas berkantor di Daan Mogot. Dan air mulai menggenangi kantor sekitar jam 9 pagi terus naik dan naik. Saya denger berita bahwa Daan Mogot sudah terkurung banjir. Dimana-mana banjir, waduh gimana nih cara pulangnya. Makan hanya bisa ditembus oleh temen2 cowok yang berani ke kantin basah2an sedangkan saya, prati, budi dan temen2 lainnya makan indomie siang itu. Kita sibuk mencari informasi jalan yang bisa dilalui untuk pulang. Setelah teman2 cari jalan akhirnya jam 3.30 siang kita memutuskan untuk pulang iring-iringan. Ada 3 mobil dari divisiku yang pulang bersama-sama, Om Topo yang jadi penunjuk jalan kita2. Akhirnya mobil Topo (Taruna), pak Zainal (sedan) dan saya (sedan) mencoba mencari jalan dan peruntungan. Dari mulai depan kantor Daan Mogot air sudah menggenangi, Topo mengambil jalan berlawanan arus krn yg searah sudah tidak mungkin kita lalui karena ketinggian air di samsat. Dari jalan berlawanan arah kita masuk ke taman kota. Awalnya saya takut untuk menembus air yang tinggi itu tapi krn pak Zainal yang mobilnya swift aja berani nembus ya akhirnya saya ikutan (saya pakai 307 waktu itu) sambil deg-deg-an akhirnya bisa deh kami naik ke taman kota dan liak-liuk disana sampai nembus kedoya. Tanganku dingin, kakiku lemes banget setelah menembus banjir. Gimana gak lemes, kalau air itu masuk ke mesin bisa2 uang 30jt harus keluar dari kantong untuk benerin... hanya untuk sebuah kenekatan. wow...

Sampai kedoya jalan panjang perjalanan relative lancar ke rumahku karena tidak ada titik banjir s/d pondok indah, tol simatupang dan turun di jatiwarna. Jam 6 saya sampai rumah. Alhamdulillah.

Smoga Banjir besar tidak datang lagi. Ya Allah turunkanlah hujan ini sebagai berkah. Amin.

Tidak ada komentar: